Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan bahwa ratusan jembatan gantung telah dibangun dalam delapan tahun terakhir. Selain jalan tol, pembangunan jembatan gantung juga merupakan bagian dari infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Jembatan gantung ini berperan penting sebagai penghubung antardesa yang mempermudah mobilitas orang, jasa, dan logistik bagi masyarakat setempat.
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, kehadiran jembatan gantung akan mempermudah akses warga desa untuk pergi ke sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi di kantor kelurahan atau kecamatan, serta menjalin silaturahim antarwarga.
Secara total, sejak tahun 2015 hingga 2023, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga telah membangun 473 jembatan gantung di seluruh Indonesia dengan panjang total 34.932 meter. Jembatan gantung tersebut memiliki rentang terpendek 42 meter dan terpanjang 150 meter, dengan lebar 1,8 meter.
Pembangunan jembatan gantung ini terbagi dalam beberapa tahun. Pada tahun 2015, sebanyak 10 jembatan gantung dengan panjang 762 meter dibangun, diikuti oleh 7 jembatan gantung dengan panjang 720 meter pada tahun 2016. Pada tahun 2017, dibangun 13 jembatan gantung dengan panjang 814 meter, kemudian pada tahun 2018, 130 jembatan gantung dengan panjang 9.074 meter dibangun. Pada tahun 2019, dibangun 139 jembatan gantung dengan total panjang 9.930 meter.
Pada tahun 2020, sebanyak 41 jembatan gantung dengan total panjang 3.288 meter selesai dibangun. Pada tahun 2021, dibangun 65 jembatan gantung dengan total panjang 4.974 meter, dan pada tahun 2022, dibangun 68 jembatan gantung dengan total panjang 5.370 meter. Pada tahun ini, ditargetkan sebanyak 85 jembatan gantung selesai dibangun sehingga total jembatan gantung yang dibangun dari tahun 2015 hingga 2023 mencapai 558 unit. Untuk tahun 2024, masih menunggu usulan lokasi kebutuhan jembatan gantung.
Beberapa jembatan gantung yang telah selesai dibangun antara lain Jembatan Gantung Girpasang di Provinsi Jawa Tengah, Jembatan Gantung Kareho di Kalimantan Barat, dan Jembatan Gantung Manembonembo-Girian Bawah di Sulawesi Utara.
Basuki menjelaskan bahwa masyarakat telah memanfaatkan jembatan gantung ini sebagai infrastruktur kerakyatan yang mempermudah pergerakan dan mengurangi waktu tempuh antar desa, yang sebelumnya harus berputar jauh karena terhalang oleh kondisi geografis seperti lereng, bukit, jurang, atau sungai.
Sumber: Republika (https://ekonomi.republika.co.id/berita/s2zp84490/bantu-masyarakat-menyeberang-pupr-bangun-558-unit-jembatan-gantung)